Awal mula dari keterpurukan adalah budi
pekerti kita yang belum seperti yang kita harapkan kalau tidak bisa
dikatakan buruk, lebih-lebih budi pekertinya para pemimpin kita. Kalau
hal ini kita biarkan terus maka bangsa dan negara kita akan semakin
terpuruk, oleh karena itu kita harus menghentikan keterpurukan bangsa
Indonesia dan mengembangkan bangsa dan negara Indonesia kearah yang
lebih baik.
Caranya adalah dengan menanamkan budi
pekerti yang luhur melalui pendidikan, dari sekian banyak generasi muda
yang mengenyam pendidikan budi pekerti luhur, akan lahir seorang yang
berbudi pekerti luhur.
Seorang
pemimpin nasional tidak bisa tidak harus berbudi pekerti luhur karena
ia menjadi acuan didalam budi pekerti. Persoalannya sekarang adalah apa
itu budi pekerti?
Menurut filsuf yang bernama Hegel, budi
adalah pengertian tertinggi dalam diri manusia sebagai hasil dari
pemikiran logis, pekerti adalah bahasa Jawa yang artinya perilaku. Jadi
budi pekerti adalah perilaku sebagai hasil dari pengertian tertinggi
dalam diri manusia.
Luhur adalah bahasa Jawa yang artinya
nilai-nilai kebaikan Ilahi. Jadi perilaku sebagai hasil dari pengertian
tertinggi dalam diri manusia yang mengandung nilai-nilai kebaikan Ilahi.
Maka esensi dari budi pekerti luhur adalah menyenangkan atau idealnya membahagiakan orang lain.
Mengapa menyenangkan orang lain
mempunyai nilai kebaikan Ilahi? sebab menyenangkan dan membahagiakan
orang lain sama saja dengan membahagiakan Tuhan. Analoginya adalah
sebagai berikut:
Kalau seseorang membuat sesuatu
katakanlah sesuatu itu pot bunga lalu pot bunga itu dirusak oleh orang
lain, pasti kita tidak senang, demikian juga Tuhan, kalau melihat
manusia ciptaannya disakiti oleh ciptaannya yang lain, pasti beliau juga
tidak senang. Sebaliknya kalau ciptaannya dibuat senang oleh ciptaan
yang lain, maka beliau juga akan senang. Oleh karena itu membahagiakan
orang lain sama juga membahagiakan Penciptanya, menyakiti orang lain
sama juga dengan menyakiti Penciptanya.
Oleh karena itu orang yang berbudi
pekerti luhur, orang yang menyenangkan orang lain, karena sama saja
dengan menyenangkan Penciptanya yaitu Tuhan.
Lebih dari itu ciptaan Tuhan bukan hanya
manusia, tetapi juga bumi dan seisinya, oleh karena itu orang yang
merusak lingkungan membuat tidak senang Penciptanya yaitu Tuhan, karena
bumi ini ciptaan Tuhan.
Persoalan selanjutnya adalah Pendidikan
Budi Pekerti mulai dari mana? jawabannya adalah mulai dari rumah. Orang
tua juga budi pekertinya harus luhur kalau ingin anaknya berbudi pekerti
luhur. Maka seorang suami harus selalu membahagiakan istrinya, seorang
istri harus selalu membahagiakan suaminya, orang tua harus selalu
berusaha membahagiakan anaknya, anak-anak harus berusaha membahagiakan
orang tuanya.
Demikian seterusnya konsep membahagiakan
orang lain berlaku dimana saja, oleh siapa saja dan kapan saja. Oleh
karena itu ada konsep 4 M, membahagiakan orang lain harus: mulai dari
diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil, mulai sekarang juga,
membahagiakan orang orang lain.
Konsep 4 M ini terutama harus dimiliki
seorang pemimpin. Pemimpin itu harus dimulai dari diri sendiri, mulai
dari hal-hal yang kecil, mulai sekarang juga dan mulai membahagiakan
rakyatnya.
Seorang pemimpin yang korupsi itu bukan
hanya tidak membahagiakan rakyatnya tetapi lebih-lebih merugikan
rakyatnya. Seorang pejabat Negara Republik Indonesia yang korupsi
merugikan, menyusahkan dan tidak membahagiakan 240 juta rakyat
Indonesia.
Dengan demikian mutlak diperlukan
Pemimpin yang berbudi pekerti luhur yang membahagiakan 240 juta rakyat
Indonesia. Oleh karena itu mutlak diperlukan training menjadi pemimpin
yang berbudi pekerti luhur.
FX. Oerip S. Poerwopoespito, ASM
Direktur Utama KPPSM
‘Pelatihan Pengembangan SIKAP MENTAL’
F.X. Oerip S. Poerwopoespito
WISMA KPPSM
Cibubur Indah III Blok F-7 Jaktim 13720
T: (021) 8716968, F: (021) 8719981
email: oerip@kppsm.com
website: www.kppsm.com
FB: FX Oerip
FB: Pengembangan Sikap Mental Positif
Twitter: @FXOeripSoedjoed
0 komentar:
Posting Komentar