Kita semua pernah mendengar perdebatan eksistensi ayam dan telur. Mana
yang lebih dulu ada, ayam-kah atau telurnya-kah yang pertama dulu muncul
di dunia. Sebagian berpendapat ayam yang pasti lebih dulu ada,
sedangkan kontrapendapatnya mengatakan telurnyalah yang lebih dulu ada.
Perdebatan ini muncul terjadi dari tingkat perbincangan orang-orang yang
doyan nongkrong di warung, sampai menjadi wacana para ahli biologi
molekuler atau genetika. Bagi yang mendukung ayam lebih dulu ada,
tampaknya mereka mendekat pada teori abiogenesis. Sedangkan pendukung
kemunculan lebih dulu telur adalah pengusung teori biogenesis.
Dalam ilmu perilaku berkembang juga dua pemikiran yaitu: Karyawan
produktif dulu baru bahagia atau bahagia terlebih dalu baru produktif.
Secara logika sederhana, keduanya bisa-bisa saja berjalan. Namun secara
ilmiah, mari kita lihat data ini: Logika karyawan bahagia baru menjadi
produktif mulai berkembang era 1930-1940 dari penemuan penelitian
Hawthorne di Western Electric. Berdasarkan kesimpulan tersebut, para
menajer berupaya meningkatkan kebahagiaan karyawan dengan meningkatkan
praktek kepemimpinan laissez-faire dengan memperbaiki kondisi kerja,
memperlebar cakupan tunjangan kesehatan dan keluarga seperti penggantian
biaya asuransi dan pendidikan, memberikan piknik perusahaan dan acara
kebersamaan lainnya.
Namun, praktek praktek paternalistik tersebut masih bisa dipertanyakan.
Kajian-kajian terhadap penelitian tersebut menunjukkan bahwa, jika
terdapat hubungan positif antara kebahagiaan (misalnya, kepuasan) dan
produktifitas, korelasinya adalah kisaran rendah sampai sedang, antara +
17 dan + 30. Hal ini tidak lebih dari 3 sampai 9 % dari varian dalam
output yang dapat dihitung untuk kepuasan karyawan (penelitian MT
Iaffaldano dan M. Muchinsky, ”Job Satisfaction and Job Performance: A
Meta-Analysis”, Psycological Bulletin, Maret 1985, hal 251-273; dan T.A.
Judge., J. Thoresen., J.E. Bono dan G. K. Patton, ”The Job
Satisfaction-Job Performance Relationship: A Qualitative and Quantitaive
Review”, Psycological Bulletin, Mei 2001, hal.376-407.
Dari insitusi KPPSM, yang telah merenungi, bergelut dan meneliti masalah
sikap mental, perilaku dan karakter eksekutif di Indonesia sejak 1992,
juga mengetengahkan teori yang sebangun. Disini, jelas diharapkan bahwa
karyawan mesti melatih sikap mental positifnya dengan meraih
kebahagiaan. Kebahagiaan menjadi terbagi 9 bagian utama berelasi dengan
stakeholder, yaitu: Membahagiakan perusahaan, membahagiakan pimpinan,
membahagiakan anak buah, membahagiakan teman sejawat, membahagiakan
pekerjaan, membahagiakan konsumen, membahagiakan relasi rekanan,
membahagiakan lingkungan dan membahagiakan diri sendiri (Poerwopoespito,
F.X. Oerip S dan Utomo, T.A. Tatag, ”Mencegah dan Mengatasi Krisis
Manusia di Perusahaan, Solusi melalui Pengembangan Sikap Mental”,
cetakan ke-5, Grasindo, Jakarta)
Tampaknya, membahagiakan pekerjaan adalah sebagai suatu hal yang
transenden. Tetapi maksudnya adalah arti yang bukan harafiah, sebab
pekerjaan memang bukan suatu ’mahluk hidup’ yang bisa merasakan.
Maksudnya lebih bersifat filosofis.
Bagaimana karyawan dapat membahagiakan pekerjaan? Dengan menjalankan
konsep ’Bekerja Dengan Total dan Tuntas’. Total mengandung arti segenap
jiwa dan raga dan Tuntas berarti selesai dengan sempurna (tentu
ukurannya adalah kesempurnaan manusia dan bukan Tuhan).
Hal ini tampak sederhana, tetapi amat kurang dilakukan oleh banyak
eksekutif atau karyawan bangsa ini. Contoh yang mudah dilihat mengenai
kurangnya sikap Total dalam bekerja misalnya adalah sikap kerja para
mekanik di bengkel otomotif. Mereka sering manarik dongkrak buaya
seenaknya dengan tongkat pengungkitnya, tidak membawa atau mengangkat
donkrak tersebut pada tempat yang disediakan. Akibatnya? Dongkrak
menjadi cepat rusak, karena oli-nya menjadi bocor dan sistem hidroliknya
terganggu. Karyawan pabrik yang tidak mau menggunakan perlengkapan
safety-nya juga merupakan tindakan yang tidak total. Kecelakaan kerja
dari yang ringan sampai korsleting atau kebakaran mudah terjadi.
Sampel kurangnya sikap kerja Tuntas, banyak sekali. Paling mudah dilihat
adalah perbaikan jalan raya atau sambungan kabel listrik yang sering
terbengkalai dan tanah jalan tidak dirapihkan kembali seperti sedia kala
oleh para operatornya. Akibatnya, jalan menonjol-nonjol keluar tidak
sedap dipandang, bahkan membahayakan para pengendara kendaraan.
Para karyawan yang tidak bekerja total dan tuntas itu, kalau ditanya
sampai lubuk sanubari terdalam tidak akan bahagia hatinya. Seberapapun
mereka berusaha menyangkal, mereka tak akan bisa menipu. Mengapa? Sebab
hati nurani tidak pernah menyuarakan hal-hal negatif dan tidak benar.
Sejalan dengan hal itu, hati nurani pasti dan pasti akan menyuarakan
kita sebagai karyawan untuk bekerja sesuai pekerjaan dengan total dan
tuntas. Dan, jika tindakan kita selaras dengan nurani, kita akan lebih
mudah untuk menjadi bahagia.
Dari bukti tersebut, kesimpulan yang tampak lebih akurat sebenarnya
menjadi kebalikannya, yakni: Karyawan yang produktif, lebih berpeluang
untuk berbahagia. Artinya, produktifitas lebih memicu kepuasan
(kebahagiaan) daripada sebaliknya. Jadi, jika kita produktif dan dapat
menjalankan pekerjaan dengan baik, maka secara intrinsik kita merasa
berbahagia akan hal tersebut. Apalagi ditambah dengan perusahaan
menghargai produktifitas tersebut dengan pengakuan verbal, kenaikan
upah, promosi dan berbagai tunjangan, maka kemungkinan kebahagiaan kita
menjadi lebih besar lagi.
Sekali lagi, penelitian dan perenungan mendalam ini bukannya mau
menyalahkan pendapat bahwa karyawan harus lebih dulu bahagia untuk bisa
produktif. Itu benar juga. Hanya, secara ilmiah terbukti ternyata lebih
mungkin karyawan menjadi bahagia, jika ia produktif, dengan total dan
tuntas terlebih dulu dalam kerja dan karyanya.
Selamat produktif dan berbahagia...
Drg. T.A. Tatag Utomo, MM., ASM (Dosen UNIKA ATMAJAYA Jakarta 2005-2011)
Direktur Pendidikan
KPPSM F.X. Oerip S. Poerwopoespito
Wisma KPPSM
Cibubur Indah III Blok F-7 Jaktim 13720
T: 021-8716968, F: 021-8719981
HP/WhatsApp: 0818-874430
Website: www.kppsm.com
Website: www.pengembangankarakter.com
Twitter: @tatagkppsm
e: tatag@kppsm.com
Facebook: Pengembangan Sikap Mental Positif
PRODUKTIF DAN BAHAGIA
Posted by Sikap Mental Positif on Rabu, 07 Mei 2014
Blog, Updated at: 01.05
0 komentar:
Posting Komentar