PRODUKTIF DAN BAHAGIA

Posted by Sikap Mental Positif on Rabu, 07 Mei 2014

Kita semua pernah mendengar perdebatan eksistensi ayam dan telur. Mana yang lebih dulu ada, ayam-kah atau telurnya-kah yang pertama dulu muncul di dunia. Sebagian berpendapat ayam yang pasti lebih dulu ada, sedangkan kontrapendapatnya mengatakan telurnyalah yang lebih dulu ada. Perdebatan ini muncul terjadi dari tingkat perbincangan orang-orang yang doyan nongkrong di warung, sampai menjadi wacana para ahli biologi molekuler atau genetika. Bagi yang mendukung ayam lebih dulu ada, tampaknya mereka mendekat pada teori abiogenesis. Sedangkan pendukung kemunculan lebih dulu telur adalah pengusung teori biogenesis.

Dalam ilmu perilaku berkembang juga dua pemikiran yaitu: Karyawan produktif dulu baru bahagia atau bahagia terlebih dalu baru produktif. Secara logika sederhana, keduanya bisa-bisa saja berjalan. Namun secara ilmiah, mari kita lihat data ini: Logika karyawan bahagia baru menjadi produktif mulai berkembang era 1930-1940 dari penemuan penelitian Hawthorne di Western Electric. Berdasarkan kesimpulan tersebut, para menajer berupaya meningkatkan kebahagiaan karyawan dengan meningkatkan praktek kepemimpinan laissez-faire dengan memperbaiki kondisi kerja, memperlebar cakupan tunjangan kesehatan dan keluarga seperti penggantian biaya asuransi dan pendidikan, memberikan piknik perusahaan dan acara kebersamaan lainnya.

Namun, praktek praktek paternalistik tersebut masih bisa dipertanyakan. Kajian-kajian terhadap penelitian tersebut menunjukkan bahwa, jika terdapat hubungan positif antara kebahagiaan (misalnya, kepuasan) dan produktifitas, korelasinya adalah kisaran rendah sampai sedang, antara + 17 dan + 30. Hal ini tidak lebih dari 3 sampai 9 % dari varian dalam output yang dapat dihitung untuk kepuasan karyawan (penelitian MT Iaffaldano dan M. Muchinsky, ”Job Satisfaction and Job Performance: A Meta-Analysis”, Psycological Bulletin, Maret 1985, hal 251-273; dan T.A. Judge., J. Thoresen., J.E. Bono dan G. K. Patton, ”The Job Satisfaction-Job Performance Relationship: A Qualitative and Quantitaive Review”, Psycological Bulletin, Mei 2001, hal.376-407.

Dari insitusi KPPSM, yang telah merenungi, bergelut dan meneliti masalah sikap mental, perilaku dan karakter eksekutif di Indonesia sejak 1992, juga mengetengahkan teori yang sebangun. Disini, jelas diharapkan bahwa karyawan mesti melatih sikap mental positifnya dengan meraih kebahagiaan. Kebahagiaan menjadi terbagi 9 bagian utama berelasi dengan stakeholder, yaitu: Membahagiakan perusahaan, membahagiakan pimpinan, membahagiakan anak buah, membahagiakan teman sejawat, membahagiakan pekerjaan, membahagiakan konsumen, membahagiakan relasi rekanan, membahagiakan lingkungan dan membahagiakan diri sendiri (Poerwopoespito, F.X. Oerip S dan Utomo, T.A. Tatag, ”Mencegah dan Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan, Solusi melalui Pengembangan Sikap Mental”, cetakan ke-5, Grasindo, Jakarta)

Tampaknya, membahagiakan pekerjaan adalah sebagai suatu hal yang transenden. Tetapi maksudnya adalah arti yang bukan harafiah, sebab pekerjaan memang bukan suatu ’mahluk hidup’ yang bisa merasakan. Maksudnya lebih bersifat filosofis.

Bagaimana karyawan dapat membahagiakan pekerjaan? Dengan menjalankan konsep ’Bekerja Dengan Total dan Tuntas’. Total mengandung arti segenap jiwa dan raga dan Tuntas berarti selesai dengan sempurna (tentu ukurannya adalah kesempurnaan manusia dan bukan Tuhan).

Hal ini tampak sederhana, tetapi amat kurang dilakukan oleh banyak eksekutif atau karyawan bangsa ini. Contoh yang mudah dilihat mengenai kurangnya sikap Total dalam bekerja misalnya adalah sikap kerja para mekanik di bengkel otomotif. Mereka sering manarik dongkrak buaya seenaknya dengan tongkat pengungkitnya, tidak membawa atau mengangkat donkrak tersebut pada tempat yang disediakan. Akibatnya? Dongkrak menjadi cepat rusak, karena oli-nya menjadi bocor dan sistem hidroliknya terganggu. Karyawan pabrik yang tidak mau menggunakan perlengkapan safety-nya juga merupakan tindakan yang tidak total. Kecelakaan kerja dari yang ringan sampai korsleting atau kebakaran mudah terjadi.

Sampel kurangnya sikap kerja Tuntas, banyak sekali. Paling mudah dilihat adalah perbaikan jalan raya atau sambungan kabel listrik yang sering terbengkalai dan tanah jalan tidak dirapihkan kembali seperti sedia kala oleh para operatornya. Akibatnya, jalan menonjol-nonjol keluar tidak sedap dipandang, bahkan membahayakan para pengendara kendaraan.

Para karyawan yang tidak bekerja total dan tuntas itu, kalau ditanya sampai lubuk sanubari terdalam tidak akan bahagia hatinya. Seberapapun mereka berusaha menyangkal, mereka tak akan bisa menipu. Mengapa? Sebab hati nurani tidak pernah menyuarakan hal-hal negatif dan tidak benar. Sejalan dengan hal itu, hati nurani pasti dan pasti akan menyuarakan kita sebagai karyawan untuk bekerja sesuai pekerjaan dengan total dan tuntas. Dan, jika tindakan kita selaras dengan nurani, kita akan lebih mudah untuk menjadi bahagia.

Dari bukti tersebut, kesimpulan yang tampak lebih akurat sebenarnya menjadi kebalikannya, yakni: Karyawan yang produktif, lebih berpeluang untuk berbahagia. Artinya, produktifitas lebih memicu kepuasan (kebahagiaan) daripada sebaliknya. Jadi, jika kita produktif dan dapat menjalankan pekerjaan dengan baik, maka secara intrinsik kita merasa berbahagia akan hal tersebut. Apalagi ditambah dengan perusahaan menghargai produktifitas tersebut dengan pengakuan verbal, kenaikan upah, promosi dan berbagai tunjangan, maka kemungkinan kebahagiaan kita menjadi lebih besar lagi.

Sekali lagi, penelitian dan perenungan mendalam ini bukannya mau menyalahkan pendapat bahwa karyawan harus lebih dulu bahagia untuk bisa produktif. Itu benar juga. Hanya, secara ilmiah terbukti ternyata lebih mungkin karyawan menjadi bahagia, jika ia produktif, dengan total dan tuntas terlebih dulu dalam kerja dan karyanya.




Selamat produktif dan berbahagia...

Drg. T.A. Tatag Utomo, MM., ASM (Dosen UNIKA ATMAJAYA Jakarta 2005-2011)

Direktur Pendidikan
KPPSM F.X. Oerip S. Poerwopoespito
Wisma KPPSM
Cibubur Indah III Blok F-7 Jaktim 13720
T: 021-8716968, F: 021-8719981
HP/WhatsApp: 0818-874430
Website: www.kppsm.com
Website: www.pengembangankarakter.com
Twitter: @tatagkppsm
e: tatag@kppsm.com
Facebook: Pengembangan Sikap Mental Positif

Blog, Updated at: 01.05

0 komentar:

Posting Komentar