Training Pemimpin Yang Berbudi Pekerti Luhur

Posted by Sikap Mental Positif on Selasa, 13 Mei 2014

Awal mula dari keterpurukan adalah budi pekerti kita yang belum seperti yang kita harapkan kalau tidak bisa dikatakan buruk, lebih-lebih budi pekertinya para pemimpin kita. Kalau hal ini kita biarkan terus maka bangsa dan negara kita akan semakin terpuruk, oleh karena itu kita harus menghentikan keterpurukan bangsa Indonesia dan mengembangkan bangsa dan negara Indonesia kearah yang lebih baik.
Caranya adalah dengan menanamkan budi pekerti yang luhur melalui pendidikan, dari sekian banyak generasi muda yang mengenyam pendidikan budi pekerti luhur, akan lahir seorang yang berbudi pekerti luhur.
Seorang pemimpin nasional tidak bisa tidak harus berbudi pekerti luhur karena ia menjadi acuan didalam budi pekerti. Persoalannya sekarang adalah apa  itu budi pekerti?
Menurut filsuf yang bernama Hegel, budi adalah pengertian tertinggi dalam diri manusia sebagai hasil dari pemikiran logis, pekerti adalah bahasa Jawa yang artinya perilaku. Jadi budi pekerti adalah perilaku sebagai hasil dari pengertian tertinggi dalam diri manusia.
Luhur adalah bahasa Jawa yang artinya nilai-nilai kebaikan Ilahi. Jadi perilaku sebagai hasil dari pengertian tertinggi dalam diri manusia yang mengandung nilai-nilai kebaikan Ilahi.
Maka esensi dari budi pekerti luhur adalah menyenangkan atau idealnya membahagiakan orang lain.
Mengapa menyenangkan orang lain mempunyai nilai kebaikan Ilahi? sebab menyenangkan dan membahagiakan orang lain sama saja dengan membahagiakan Tuhan. Analoginya adalah sebagai berikut:
Kalau seseorang membuat sesuatu katakanlah sesuatu itu pot bunga lalu pot bunga itu dirusak oleh orang lain, pasti kita tidak senang, demikian juga Tuhan, kalau melihat manusia ciptaannya disakiti oleh ciptaannya yang lain, pasti beliau juga tidak senang. Sebaliknya kalau ciptaannya dibuat senang oleh ciptaan yang lain, maka beliau juga akan senang. Oleh karena itu membahagiakan orang lain sama juga membahagiakan Penciptanya, menyakiti orang lain sama juga dengan menyakiti Penciptanya.
Oleh karena itu orang yang berbudi pekerti luhur, orang yang menyenangkan orang lain, karena sama saja dengan menyenangkan Penciptanya yaitu Tuhan.
Lebih dari itu ciptaan Tuhan bukan hanya manusia, tetapi juga bumi dan seisinya, oleh karena itu orang yang merusak lingkungan membuat tidak senang Penciptanya yaitu Tuhan, karena bumi ini ciptaan Tuhan.
Persoalan selanjutnya adalah Pendidikan Budi Pekerti mulai dari mana? jawabannya adalah mulai dari rumah. Orang tua juga budi pekertinya harus luhur kalau ingin anaknya berbudi pekerti luhur. Maka seorang suami harus selalu membahagiakan istrinya, seorang istri harus selalu membahagiakan suaminya, orang tua harus selalu berusaha membahagiakan anaknya, anak-anak harus berusaha membahagiakan orang tuanya.
Demikian seterusnya konsep membahagiakan orang lain berlaku dimana saja, oleh siapa saja dan kapan saja. Oleh karena itu ada konsep 4 M, membahagiakan orang lain harus: mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil, mulai sekarang juga, membahagiakan orang orang lain.
Konsep 4 M ini terutama harus dimiliki seorang pemimpin. Pemimpin itu harus dimulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil, mulai sekarang juga dan mulai membahagiakan rakyatnya.
Seorang pemimpin yang korupsi itu bukan hanya tidak membahagiakan rakyatnya tetapi lebih-lebih merugikan rakyatnya. Seorang pejabat Negara Republik Indonesia yang korupsi merugikan, menyusahkan dan tidak membahagiakan 240 juta rakyat Indonesia.
Dengan demikian mutlak diperlukan Pemimpin yang berbudi pekerti luhur yang membahagiakan 240 juta rakyat Indonesia. Oleh karena itu mutlak diperlukan training menjadi pemimpin yang berbudi pekerti luhur.
FX. Oerip S. Poerwopoespito, ASM

Direktur Utama KPPSM
‘Pelatihan Pengembangan SIKAP MENTAL’
F.X. Oerip S. Poerwopoespito
WISMA KPPSM
Cibubur Indah III Blok F-7 Jaktim 13720
T: (021) 8716968, F: (021) 8719981
email: oerip@kppsm.com
website: www.kppsm.com
FB: FX Oerip 
FB: Pengembangan Sikap Mental Positif
Twitter: @FXOeripSoedjoed

Blog, Updated at: 23.18

0 komentar:

Posting Komentar