Lihat cuplikan berita
unik dalam topik olahraga kemarin, dari Kompas 27 Oktober 2014, yang berjudul:
“Krisis Dortmund
Belum Berakhir”
Perkasa di Liga
Champions Eropa, tetapi remuk redam pada ajang Bundesliga Jerman. Itulah yang
dialami Borussia Dortmund musim ini. Salah satu klub sepak bola raksasa Jerman
itu menelan kekalahan keempat kali beruntun saat takluk 0-1 dari Hannover 96 di
Stadion Signal Iduna Park, Dortmund, Sabtu (25/10). Dortmund saat ini terpuruk
di posisi ke-15 klasemen dari 18 tim peserta Bundesliga. Tim ”Kuning-Hitam”
baru mengoleksi tujuh poin karena sudah enam kali kalah dari sembilan
pertandingan yang dijalani.
Skor itu terpaut 13 poin dari pemuncak
klasemen, Bayern Muenchen. Selisih itu bisa semakin lebar jika Muenchen mampu
mengalahkan Borussia Monchengladbach, Minggu malam. Meski kompetisi masih
panjang, kondisi saat ini tidaklah normal bagi tim yang tiap musim selalu
terlibat dalam perburuan gelar juara. Apalagi, kekalahan demi kekalahan di
Bundesliga mulai menggerus kekompakan tim. Kapten Dortmund Mats Hummels
mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja kiper Roman Weidenfeller.
Ia kesal karena rekannya tersebut gagal
menghadang gol tunggal Hiroshi Kiyotake melalui tendangan bebas pada menit
ke-62. ”Sebagai kiper berpengalaman, semestinya ia bisa tampil lebih baik.
Tendangan Kiyotake tak terlalu keras dan para pemain sudah membuat pagar yang
solid sesuai keinginannya (Weidenfeller),” ungkap Hummels. Pelatih Dortmund
Juergen Klopp meminta timnya tetap tenang, bukan saling menyalahkan. ”Kami
harus tetap bersatu dan saling menguatkan. Tak ada jalan lain, kami mesti terus
bekerja keras dan berjuang mengatasi krisis ini,” ujarnya.
Ia mengaku heran dengan rentetan hasil
buruk di ajang Bundesliga. Pasalnya, Marco Reus dan kawan-kawan selalu menang
dalam tiga laga penyisihan Liga Champions Grup D yang juga diisi oleh Arsenal,
Galatasaray, dan Anderlecht. ”Dari segi semangat dan cara bermain, tak
ada yang berbeda. Kami hanya kurang beruntung dan kurang tajam menuntaskan
berbagai peluang di depan gawang lawan,” kata pelatih yang senang
memakai topi itu.
Saat melawan Hannover, Reus melepaskan
tujuh tendangan yang mengarah ke gawang lawan. Namun, itu semua mentah di
tangan kiper Hannover Ron-Robert Zieler. Sayangnya, ketika Reus menghadapi
jalan buntu, tak ada upaya signifikan yang dilakukan striker lain, seperti
Adrian Ramos dan Pierre-Emerick Aubameyang.
Hummels pun mengaku bingung dengan
inkonsistensi timnya musim ini. Saat melawan Hannover, misalnya, Dortmund gagal
menuntaskan berbagai peluang menjadi gol. Sebaliknya, sang lawan mampu
menciptakan gol kemenangan lewat satu atau dua peluang yang didapat di
sepanjang laga. ”Saya tak tahu apa yang sedang terjadi. Akan tetapi,
berdasarkan pengalaman selama ini, tak mudah bangkit dari situasi sulit di
Bundesliga,” ujar Hummels.
----
Apa yang sebenarnya terjadi terjadi dalam hal ini? Jawabannya adalah: Faktor X.
Yaitu faktor tertentu yang sulit untuk dijabarkan, karena secara umum semua
analisis seperti menemui jalan buntu untuk menjawab sebuah kasus atau fenomena.
Dan ini pun terjadi dalam dunia bisnis. Sebuah grup perusahaan besar pernah
meluncurkan program asuransi kesehatan bagi orang-orang kaya di Indonesia (yang
kurang lebih mencapai 15-20 juta orang) sekitar tahun 1996/1997. Analisis
lengkap dibuat, dana promosi dikucurkan puluhan milyar, moda promosi, iklan dan
marketing dilakukan dalam semua aspek. Hasilnya? Hanya tidak lebih dari
10 panggilan telepon dan produk itu akhirnya ditutup! Apa penyebabnya? Tak ada
yang bisa menjawab pasti. Faktor X kembali menjadi tersangka utama…
Atau kasus seseorang yang belajar memasak dengan kerabat saya seorang ahli
membuat beef steik. Orang tersebut belajar karena ingin membuka
warung beef steik. Teman saya menulis dan membuatkan bumbu, menyiapkan 2
alat masak sekaligus lengkap dengan kompornya. Ia juga menyiapkan bumbu-bumbu
dan peralatan lainnya, semuanya dalam 2 set. Satu set untuk dirinya dan 1 set
;agi untuk orang yang belajar tadi. Ketika semua sudah siap, mereka masak
berbarengan dengan komando ketat dari teman saya itu, yang harus segera diikuti
rekan yang belajar tadi. Jadi, ketika mulai saat menumis bumbu misalnya, teman
saya memberi kode supaya rekan tersebut secara bersamaan mengikuti untuk
menumis bumbu. Ketika tiba saatnya memanggang daging misalnya, teman saya
memberi aba-aba supaya mereka bersaman mulai memanggang daging. Demikian
seterusnya, sehingga masalakan beef steik selesai bersamaan pula.
Namun apa yang terjadi? Cita rasa dari kedua masakan beef steik tadi
sangat berbeda. Padahal, semua bumbu, perlengkapan, kompor, pemanggang,
waktu memasak, cara pengolahan terlihat sama persis. Tetapi hasilnya masih
tetap berbeda? Orang bilang ini adalah perbedaan tangan yang memasak. Tetapi
tak salah juga jika ini saya masukkan dalam kategori…Faktor X lagi.
Kemudian, saya sudah banyak menemui pemilik-pemilik perusahaan yang cukup besar
dan terbilang sukses. Ketika berbincang, saya menanyakan 1 pertanyaan pada
mereka, “Jujur, apakah Anda sungguh menyangka atau memprediksi bahwa usaha Anda
akan sukses seperti ini?” Mereka semua menjawab kurang lebih, “Jujur juga mas
Tatag, saya tak pernah menyangka usaha saya bisa akan berkembang seperti ini.
Dulu saya hanya berusaha membuat yang terbaik dan menjalaninya day by day…”
Maka, tiada jalan lain untuk memperbesar kemungkinan sukses dalam hidup ini, kecuali dengan: Selalu memohon berkat kepada Tuhan dan menyertakan Tuhan dalam seluruh kegiatan kita. sejak awal sampai selesai. Dan jangan lupa, landaskan budi pekerti luhur dalam prosesnya
KPPSM F.X. Oerip S. Poerwopoespito,
Cibubur Indah III Blok F-7 Jaktim 13720
T: (021) 8716968,F: (021) 8719981
email: oerip@kppsm.com,
Website : www.kppsm.com
0 komentar:
Posting Komentar